Headline
SELAMAT DATANG DI SITUS MTS NEGERI 3 CIAMIS # VISI MTsN 3 Ciamis : "Terwujudnya Tatanan Madrasah yang INDAH BERSEMI (Islamis, Nasionalis, Demokratis, berAkhlakmulia, Hebat, Bermartabat, Selaras, Moderat, dan Inovatif, Bebasis Kearifan lingkungan Hidup) # MISI MTsN 3 Ciamis : 1. Mewujudkan warga madrasah yang berjiwa Islamis, dengan mengamalkan nilai nilai Ajaran Agama Islam secara nyata, berhubungan vertikal dengan Alloh SWT, horizontal dengan sesama manusia maupun secara diagonal dengan lingkungan hidup. 2. Mewujudkan warga madrasah yang berjiwa nasionalisme dan memiliki rasa cinta tanah air dan bangsa serta memiliki kepekaan terhadap pelestarian lingkungan hidup. 3. Mewujudkan lingkungan madrasah yang demokratis dan berbudaya dalam suasana kekeluargaan yang harmonis. 4. Mewujudkan karakter peserta didik yang beahkak mulia terhadap sesama maupun alam sekitar dalam menjaga dan melestarikannya. 5. Meningkatkan keunggulan dalam prestasi akademik maupun non akademik melalui pembinaan yang intensif serta keasrian dan kebersihan lingkungan madrasah dengan mewujudkan madrasah adiwiyata. 6. Meningkatkan kualitas lulusan peserta didik yang produktif dan berdaya saing didukung oleh lingkungan madrasah yang bersih, hijau, sehat dan nyaman. 7. Meningkatkan hubungan kerjasama antara warga madrasah dengan lingkungan masyarakat dan lembaga lain melalui berbagai kegiatan yang positif. 8. Memperkuat kualitas moderasi beragama dan kerukunan antar warga madrasah. 9. Meningkatkan kreatifitas untuk menghasilkan sesuatu yang baru atau lebih baik. 10. Mewujudkan lingkungan madrasah yang hijau, bersih, sehat, aman dan nyaman dalam rangka mendukung Madrasah Adiwiyata.

Kepala Sekolah

Date and Time

Social Icons

Translate

Penerimaan Peserta Didik Baru MTsN 3 Ciamis Tahun Ajaran 2020/2021

Written By MTs Negeri 3 Ciamis on Sabtu, 04 April 2020 | April 04, 2020

Untuk memasuki tahun ajaran 2020/2021 kami / panitia PPDB MTSN 3 Ciamis membuka pendaftaran penerimaan suswa/i baru dengan ketentuan dan hal lainnya bisa dilihat pada brosur berikut




untuk pendaftaran silahkan isi data lengkapnya pada link berikut ini 


April 04, 2020 | 0 komentar | Read More

Peran Keluarga Dalam Masa Sosial Distancing

Written By MTs Negeri 3 Ciamis on Rabu, 01 April 2020 | April 01, 2020


Peran Keluarga Dalam Masa Social Distancing
(Pandemi Covid 19)
(Dr. Astri Riani Dewi, S.Pd.,MSi)


Sejak akhir desember lalu dunia digemparkan dengan penemuan virus baru yang mewabah pertama di Negara China tepatnya di wilayag Wuhan yang memakan korban begitu banyak. Baik korban meninggal maupun korban yang berhasil sembuh. Virus itu disebut Covid 19. Dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan beberapa Negara di dunia menyatakan negaranya termasuk salahsatu pandemi Covid-19, termasuk Indonesia pada awal Maret ditemukan pasien positif Covid 19, dan pertengahan Maret hampir semua provinsi terpapar Covid 19, dengan ditetapkanya beberapa wilayag dengan status Kejadian Luar Biasa (KLB).
Kejadian ini membawa pemerintah pusat membuat berbagai kebijakan, yang di ikuti dengan instasi-instasi yang berwenang serta pemerintah daerah diberi kewenangan mengeluarkan kebijakan sesuai kebutuhan yang mengakomodir kepentingan di daerahnya selama tidak bertentangan dengan perundang-undangan diatasnya. Begitu juga dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan kebijakan surat edaran (SE) No.4 tahun 2020 yang di tandatangani  tanggal 24 Maret 2020. Aturan ini berisi tentang bagaimana memprioritaskan kesehatan para siswa, guru, dan seluruh warga sekolah. untuk merumahkan para pelajar/siswa siswi dari mulai tingkat pendidikan kelas Bermain (PAUD),TK,SD,SLTP dan jenjang SLTA untuk belajar dengan system jarak jauh/ daring dan online, sebagai bentuk upaya pencegahan penyebaran COVID 19 ini. Bahkan yang semula Unjian Nasional akan ditiadakan untuk semua jenjang pendidikan dimulai tahun ajaran 2021, dengan kejadian ini di majukan mulai tahun ini.
Hal ini bukan perkara mudah, karena merupakan hal baru bahkan cenderung awam bagi beberapa kalangan, karena peran orang tua sangat utama dan dominan dalam membimbing anak-anak untuk belajar dirumah. Padahal dimungkinkan sebelumnya orangtua hanya mengingatkan anak-anak untuk belajar, tidak terjun langsung berperan sebagai guru dirumah. Permasalahan lain yang banyak dikeluhkan oleh para orangtua banyaknya tugas sekolah yang diberikan oleh guru. Padahal Menteri Pendidikan sendiri harapanya anak-anak belajar dirumah dengan bimbingan guru melalui jarak jauh dan online dengan mengedepankan, belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.Belajar dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19.Aktivitas dan tugas pembelajaran belajar dari rumah dapat bervariasi antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/ fasilitas belajar di rumah.Bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan baik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif.
Dengan arahan ini diharapkan guru dan orang tua bersinergi untuk mengoptimalkan pembelajaran jarak jauh yang dapat mengasilkan anak-anak memiliki karakter dan pengetahuan terapan yang mampu merubah pola pikir dan pola sikap mereka. Dengan kejadian ini diharapkan dapat mengoptimalkan peran keluarga sebagai madrosatul ula bagi anak-anaknya. Membangkitkan kesadaran orangtua bahwa merekalah tempat belajar yang pertama dan utama, seperti yang diajarkan dalam islam.
Allah SWT  Berfirman, ''Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan mengerjakan apa yang diperintahkan.'' (QS At-Tahrim: 6) . dan  “Rasulullah saw” bersabda, “Semua manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, atau Nasrani, atau majusi. (HR. Bukhari). Imam Ghozali berkata, ''Anak adalah amanat dan hatinya yang suci merupakan mutiara, jika dididik dan dibiasakan melakukan hal-hal yang baik, ia pasti tumbuh berkembang menjadi anak-anak yang saleh.”
Begitu jelas disampaikan dalam dalil Al-Quran maupun hadis bahwa orangtualah yang berperan dalam pendidikan anak. Sehingga dalam kondisi seperti ini orang tua diharapkan siap menjalankan kewajibanya. Keluarga diharapkan dapat menjadi laboratorium bagi sebuah peradaban masa depan bangsa yang dicitakan setidaknya bisa menjalankan pendidikan yang integratif dengan proses yaitu pendidikan iman, pendidikan moral, pendidikan fisik, pendidikan intelektual, pendidikan emosi (psikis), pendidikan sosial, pendidikan seksual, dan pendidikan politik.
a) Pendidikan Iman
Pendidikan iman merupakan pondasi yang kokoh bagi seluruh bagian-bagian pendidikan. Pendidikan iman ini yang akan membentuk kecerdasan spiritual. Komitmen iman yang tertanam pada diri setiap anggota keluarga akan memungkinkannya mengembangkan potensi fitrah dan beragam bakat. Yang dimaksud dengan keimanan adalah keyakinan akan keberadaan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Melihat perbuatan manusia, Tuhan Yang Maha Membalas perbuatan manusia, Tuhan Yang Maha Adil dalam memberikan hukuman dan pembalasan, Tuhan Yang Maha Mengetahui segala apa yang tampak dan tersembunyi. Inilah hakikat iman yang paling fundamental. Setiap orang merasa dirinya berada dalam pengawasan dan pemeliharaan Allah SWT.
Perasaan bertuhan menjadi sebuah landasan imunitas bagi semua manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Seorang ayah akan bekerja dengan benar untuk menghidupi keluarganya karena merasa diawasi oleh Tuhan Yang Maha Melihat. Seorang pejabat akan menunaikan amanah dengan benar, tidak menyalahgunakan wewenang walaupun ada banyak kesempatan ditemui, karena merasa diawasi oleh Tuhan.
Nilai-nilai keimanan harus dijadikan perhatian utama dalam membentuk imunitas keluarga dalam menghadapi arus globalisasi. Penanaman nilai-nilai keimanan dalam keluarga merupakan pengamalan Pancasila khususnya sila pertama. Apabila iman sudah tertanam dengan kuat, akan melahirkan pula kepatuhan manusia terhadap hukum dan aturan yang datang dari Tuhan. Semua hukum dan aturan yang diberikan oleh Tuhan untuk manusia adalah untuk kebaikan kehidupan manusia dan menghindarkan manusia dari kerusakan. Keluarga dibiasakan dan dilatih untuk mentaati hukum dan aturan dari Tuhan, agar kehidupan yang terbangun dapat berada dalam jalan yang benar.
Lebih jauh lagi, keimanan juga membentuk pemikiran dan cara pandang yang khas, yaitu manusia dalam memandang segala sesuatu dengan perspektif ketuhanan. Sebagai manusia beragama, semestinya dituntut memandang segala sesuatu dengan cara pandang yang bertuhan.
b) Pendidikan Moral
Pendidikan moral akan menjadi bingkai kehidupan manusia, setelah memiliki landasan kokoh berupa iman. Pada saat masyarakat mengalami proses degradasi moral, maka penguatan moralitas melalui pendidikan keluarga menjadi semakin signifikan kemanfaatannya. Pada hakekatnya moral adalah ukuran-ukuran nilai yang telah diterima oleh suatu komunitas. Moral berupa ajaran-ajaran atau wejangan, patokan-patokan atau kumpulan peraturan baik lesan maupun tertulis tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang baik. Setiap agama memiliki doktrin moral, setiap budaya masyarakat juga memiliki standar nilai moral, yang apabila itu diaplikasikan akan menyebabkan munculnya kecerdasan moral pada indiviudu, keluarga maupun masyarakat dan bangsa.
c) Pendidikan Emosi
Pendidikan emosi (psikis) membentuk berbagai karakter positif kejiwaan, seperti keberanian, kejujuran, kemandirian, kelembutan, sikap optimistik, dan seterusnya. Karakter ini akan menjadi daya dorong manusia melakukan hal-hal terbaik bagi urusan dunia dan akhiratnya. Pendidikan emosional  ini bermula dari keluarga, bahkan dimulai pada saat seseorang memilih pasangannya,menjalin keluarga yang sakinah mawadah warahman,melahirkan keturunan yang dididik dan dibesarkan dengan penuh kasih sayang orangtuanya, sehingga mampu menjalani kehidupanya dimasa yang akan datang dengan kematangan emosional yang berkarakter positif.
d) Pendidikan Fisik
Pendidikan fisik atau pendidikan jasmani tak kalah penting untuk mendapat perhatian. Keluarga harus menampakkan berbagai kekuatan, termasuk kekuatan fisik: agar tubuh menjadi sehat, bugar dan kuat. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Di antara metoda pendidikan fisik dalam keluarga adalah pembiasaan pola hidup sehat, baik dari segi pola makan, pola istirahat, pola kegiatan, maupun dengan kegiatan olah raga yang teratur. Keluarga adalah lembaga pertama dalam mengembangkan pendidikan fisik ini bagi seluruh anggota keluarga.
e) Pendidikan Intelektual
Menciptakan kematangan intelektual adalah tugas keluarga dengan lingkungan yang kondusif, selain sekolah yang tentu sangat berperan dalam proses pematangan intelektual. Jika belajar dari negara Jerman, calon mahasiswa perguruan tinggi di Jerman dituntut telah mencapai hochschulreife, artinya kematangan, baik intelektual maupun emosional, agar dapat menempuh studi akademis. Pendidikan dalam keluarga berorientasi pada kematangan intelektual, agar anggota keluarga memiliki kesiapan untuk menghadapi berbagai kondisi dalam kehidupan dengan nalar yang sehat dan matang.
Secara konseptual, kematangan intelektual dapat dibentuk terutama lewat matematika dan bahasa. Matematika dapat memberikan cara bernalar logis dan kritis, sedangkan bahasa sebagai sarana bertutur dan menulis. Selain itu, diperlukan pula penggunaan metode pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran dapat terintegrasi dengan baik.
f) Pendidikan Sosial
Pendidikan sosial bermaksud menumbuhkan kepribadian sosial anggota keluarga, agar mereka memiliki kemampuan bersosialisasi dan menebarkan kontribusi positif bagi upaya perbaikan masyarakat. Pendidikan sosial memunculkan solidaritas sosial yang pada gilirannya akan mengoptimalkan peran sosial seluruh anggota keluarga.
Banyak kenyataan dalam kehidupan keseharian, anak yang disibukkan dengan dunianya sendiri, asyik dengan kecanggihan teknologi, baik itu playstation, handphone, komputer, atau benda teknologi lainnya. Anak mengurung diri di rumah atau kamar, tidak banyak keluar rumah, sehingga orang tua merasa tidak khawatir anaknya akan terkena pengaruh buruk dari pergaulan di luar rumah. Padahal keasyikan semacam itu membuatnya kehilangan kecerdasan sosial yang sangat diperlukan dalam kehidupan.
g) Pendidikan Seksual
Pendidikan seksual juga diperlukan dalam keluarga. Kesadaran diri sebagai laki-laki atau perempuan penting untuk mendapatkan perhatian sejak dini agar mereka kelak memahami peranan sesuai kodratnya. Diharapkan dengan pendidikan seksual ini setiap anak mengetahui siapa dirinya apa peranya di dalam keluarga,masyarakat dan Negara. Ketika seseorang memahami peranannya sesuai kodrat yang diberikan oleh Allah SWT, maka kehidupannya di masa yang akan datang akan menjadi seimbang.
h) Pendidikan Politik
Suasana keluarga juga memegang peranan penting dalam pendidikan politik. Cinta, kasih sayang dan kemesraan hubungan yang diperoleh anak-anak dalam keluarga merupakan sesuatu yang dapat mencetak jiwa dan perilaku sosial serta politik mereka. Politik identik dengan pengaturan segala urusan rakyat. Yang berkaitan dengan pemerintahan, kekuasaan,aturan dan ketaatan. Dengan dibangun kesadaran politik terhadap sianak diharapkan kedepanya mereka memiliki semangat untuk terus belajar dan mengembangkan dirinya demi kemajuan bangsa dan Negara.
Pandemi COVID 19  semoga segera berlalu dan kita semua bisa mengambil hikmah dari musibah ini. Terutama bisa dijadikan ajang pembiasaan kembalinya peran keluarga dalam pendidikan anak. Tidak hanya mengutamakan pendidikan formal akan tetapi bisa mewujudkan generasi generasi tangguh yang akan melanjutkan peradaban dimasa yang akan datang atas dasar dukungan dan peranan keluarga.
Kebersamaan keluarga, sebagai akibat dari mewabahnya Covid-19 ini, merupakan kesempatan untuk mempererat jalinan keluarga sakinah, karena semuanya bisa kita laksanakan bersama, dari ibadah sampai pemenuhi kebutuhan hidup. Saat inilah momen yang sangat berharga, karena merupakan kesempatan untuk membina kasih sayang dengan bercengkerama dan kebersamaan seluruh anggota keluarga dalam melakukan semua aspek kehidupan, baik spiritual, pendidikan, pekerjaan, cinta kasih sesama. Semoga kita berhasil memperbaiki diri kita, melalui kebersamaan keluarga, dan berhasil melewati masa ujian inisehingga kita dapat mewujudkan keluarga sakinah, yang penuh cinta dan kasih sayang, mawaddah wa rahmah, setelah kita memasuki masa normal nanti.
Wallahu a’ lamabish-shawab.

April 01, 2020 | 0 komentar | Read More